Jika Anda penggemar mobil berwarna cerah ada baiknya untuk menyimak
sebuah survei menarik yang dilakukan oleh Halfords, perusahaan perawatan
mobil di Inggris.
Survei terhadap 1.140 unit mobil di Brighton, Glasgow, Leeds, Manchester dan Bristol dilakukan untuk mengetahui warna mobil yang menjadi tempat favorit burung untuk membuang kotorannya.
Hasilnya, mobil berwarna merah menjadi toilet paling digemari burung dengan komposisi 18 persen. Kemudian disusul dengan warna biru 14 persen, hitam 11 persen, putih 7 persen, abu-abu/perak 3 persen dan hijau 1 persen.
Survei itu juga menyebutkan seberapa cepat pemilik kendaraan membersihkan kotoran burung yang menempel di mobilnya. Dan hanya 17 persen atau satu dari enam orang langsung membersihkannya ketika melihat ada kotoran.
Adapun 20 persen pemilik mobil menunggu beberapa hari untuk membersihkannya. Kemudian 55 persen responden memilih periode cuci mobil berikutnya. Sedangkan sisanya 8 persen, mengaku membiarkannya.
Penelitian memiliki sisi serius, karena masalah ini mengganggu pengemudi dan menyebabkan cat rusak, hingga akhirnya mengurangi nilai keindahan mobil.
Menurutnya, kerusakan cat mobil karena kotoran burung menimbulkan kerugian total mencapai US$89,3 juta atau sekitar Rp840 miliar per tahun untuk perbaikan.
Survei terhadap 1.140 unit mobil di Brighton, Glasgow, Leeds, Manchester dan Bristol dilakukan untuk mengetahui warna mobil yang menjadi tempat favorit burung untuk membuang kotorannya.
Hasilnya, mobil berwarna merah menjadi toilet paling digemari burung dengan komposisi 18 persen. Kemudian disusul dengan warna biru 14 persen, hitam 11 persen, putih 7 persen, abu-abu/perak 3 persen dan hijau 1 persen.
Survei itu juga menyebutkan seberapa cepat pemilik kendaraan membersihkan kotoran burung yang menempel di mobilnya. Dan hanya 17 persen atau satu dari enam orang langsung membersihkannya ketika melihat ada kotoran.
Adapun 20 persen pemilik mobil menunggu beberapa hari untuk membersihkannya. Kemudian 55 persen responden memilih periode cuci mobil berikutnya. Sedangkan sisanya 8 persen, mengaku membiarkannya.
Penelitian memiliki sisi serius, karena masalah ini mengganggu pengemudi dan menyebabkan cat rusak, hingga akhirnya mengurangi nilai keindahan mobil.
Menurutnya, kerusakan cat mobil karena kotoran burung menimbulkan kerugian total mencapai US$89,3 juta atau sekitar Rp840 miliar per tahun untuk perbaikan.