Universitas
Teknologi Eindhoven, Belanda, memperkenalkan hasil temuan mereka, yakni
suspensi mobil elektromagnetik. Suspensi ini diklaim mampu meningkatkan
kualitas pengendaraan hingga 60 persen.
Ukurannya sama seperti shockbreaker konvensional. Suspensi magnetik terdiri atas pegas pasif, sebuah aktuator elektromagnetik, unit pengontrol dan baterai. Cara kerjanya juga hampir sama. Pegas untuk menahan beban, sementara magnet-magnet berfungsi sebagai peredam aktif.
Suspensi magnetik ini bekerja tidak hanya berdasarkan elektromagnetik, tapi juga bisa beradaptasi secara cerdas dengan guncangan yang terjadi di jalan, dengan sistem pengaturan yang dikendalikan oleh komputer.
Suspensi Eindhoven juga mampu meningkatkan keselamatan berkendara berkat kemampuannya yang dapat menahan kendaraan agar tidak berayun saat melibas tikungan.
Bulan lalu sebuah mobil percobaan telah dipasangi sistem ini pada kedua rodanya untuk percobaan secara langsung di jalan. Pada percobaan itu, masing-masing roda menunjukan aksinya secara independen.
Para peneliti saat ini tengah mengembangkan sistem tersebut yang memungkinkan unit suspensi individual bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dan mengkoordinasikan tugasnya.
Universitas Teknologi Eindhoven akan bekerjasama dengan sebuah perusahaan mechatronic Swedia, yang dikenal sebagai produsen bearing. Nantinya setelah dipatenkan, teknologi ini siap dijual dipasaran.
Ukurannya sama seperti shockbreaker konvensional. Suspensi magnetik terdiri atas pegas pasif, sebuah aktuator elektromagnetik, unit pengontrol dan baterai. Cara kerjanya juga hampir sama. Pegas untuk menahan beban, sementara magnet-magnet berfungsi sebagai peredam aktif.
Suspensi magnetik ini bekerja tidak hanya berdasarkan elektromagnetik, tapi juga bisa beradaptasi secara cerdas dengan guncangan yang terjadi di jalan, dengan sistem pengaturan yang dikendalikan oleh komputer.
Suspensi Eindhoven juga mampu meningkatkan keselamatan berkendara berkat kemampuannya yang dapat menahan kendaraan agar tidak berayun saat melibas tikungan.
Bulan lalu sebuah mobil percobaan telah dipasangi sistem ini pada kedua rodanya untuk percobaan secara langsung di jalan. Pada percobaan itu, masing-masing roda menunjukan aksinya secara independen.
Para peneliti saat ini tengah mengembangkan sistem tersebut yang memungkinkan unit suspensi individual bisa berkomunikasi satu dengan lainnya dan mengkoordinasikan tugasnya.
Universitas Teknologi Eindhoven akan bekerjasama dengan sebuah perusahaan mechatronic Swedia, yang dikenal sebagai produsen bearing. Nantinya setelah dipatenkan, teknologi ini siap dijual dipasaran.